Aku selalu ingin meliriknya, menyapukan pandangan ku keseluruh arah agar aku bisa menemukan dirinya, dan juga ingin menendang diriku sendiri jika aku berpikiran yang macem-macem dan berlebihan. Rasanya aku ingin tersenyum melihatnya. Tentunya bukan senyum yang mengukir dibibir, tetapi senyum yang ku ukir dihati. Meliriknya adalah suatu aktivitas yang menyenangkan bagiku. Bagiku, dia terasa bagaikan pelangi dihati.
Aku sendiri bingung, bagaimana reaksiku jika aku berada didekatnya. Tetapi suatu hari, ketika aku berada didekatnya dalam waktu detik yang sangat minim. Aku merasakan jantungku seperti berhenti berdetak, telapak tanganku basah karna keringat, juga ujung jariku yang dingin jika disentuh.
Aku tak pernah bilang padanya tentang perasaanku tetapi aku juga tak bilang siapa-siapa. Hanya kepada satu orang yang menurutku sangat menyebalkan untuk akhir-akhir ini. Tak ada yang tahu jika aku mempunyai perasaan padanya. Aku selalu diam. Bukan untuk ini saja, tapi untuk sebelumnya.
Aku juga tak ada keinginan untuk menyatakannya. Entahlah, rasanya aku begitu suka dengan perasaan yang aku diam dan ku simpan secara baik-baik. Cukup disimpan saja sudah cukup dan ketika perasaan hilang aku akan menguburnya dalam-dalam.
Aku tak bisa menyembunyikan perasaan senangku ketika namanya disebut-sebut. Tapi sebisa mungkin aku menjaga mimikku agar aku tak dicurigai oleh orang sekitar. Aku bersyukur bisa menyembunyikan mimikku. Dan ketika tak ada orang yang memperhatikanku atau aku sedang sendirian. Waktu itulah aku mengeluarkan mimikku. Tersenyum sendiri dan melakukan sesuatu yang benar-benar aneh dan tidak jelas.
Aku selalu bergumam dalam hati jika dia dekat dengan seseorang. Begumam dihati yang tidak-tidak. Aku tak tahu apa itu cemburu atau bukan? Aku sendiri juga belum mengerti apa maksud kata cemburu. Cemburu dan Cinta. Dua kata yang berawalan dengan huruf yang sama, yaitu huruf C. Aku juga bingung apa yang berkaitan dengan kedua huruf tersebut. Entahlah, seperti banyak teka-teki, sehingga aku sendiripun sulit memecahkan.
Aku sendiri tak tahu, bagaimana reaksiku jika aku menyatakan perasaanku padanya. Akan sangat malu tentunya, bukan kepadanya saja tetapi pada orang yang melihat adegan itu. Tetapi, aku juga takkan mau melakukan itu. Aku yakin semua sudah diatur oleh-NYA. Aku tak perlu susah-susah berucap dan menuruti nafsuku. Aku hanya bisa berdo'a. Bukan, bukan berdo'a agar dia jodohku. Tetapi, berdo'a yang terbaik untuk jodohku.
Aku juga pernah merasa minder sendiri jika aku membayangkan dia bersanding dengan orang lain yang lebih menjangkau kata sempurna atau lebih tepatnya sempurna. Apalagi jika itu salah satu temanku sendiri. Perasaan yang sering mengusik dan menggangguku memang. Tetapi, hatiku berkata "Jika dia mencintaimu dengan tulus maka kemungkinan dia juga akan menerima kekuranganmu, meski seluas samudra"
Huft.. entahlah. Aku juga merasa bingung sendiri. Rasanya selalu ada perdebatan dalam hatiku ketika sedang memikirkan sesuatu ataupun akan melakukan sesuatu.
Kadang, aku juga mengharapkannya menjadi milikku. Meski, itu hanya mimpi yang menyelimuti tidurku. Aku tahu kalau perasaan itu termasuk fitrah manusia. Dan aku hanya bisa berusaha agar aku tak melanggar apa yang menjadi ketentuan-NYA karna fitrah tersebut.
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar